Pada Rangkaian ini digunakan resistor dengan nilai 10k dan 220 ohm.
2.2.4 Dioda
Pin 2 (GND) adalah jalur ke ground.
Pin 3 (VEE) dihubungkan ke jalur -12V.
Pin 4 adalah saluran jalur output DAC 0808, yang sifatnya adalah output membalik.
Pin 5 s/d 12 (Input) merupakan jalur input 8 bit data biner.
Pin 13 (VCC) harus dipasang pada catu daya +5V.
Pin 14 (+ Vref) berfungsi sebagai input tegangan referensi positif. Penggunaanya dihubungkan dengan catu daya positif melalui resistor atau VR.
Pin 15 (- Vref) berfungsi sebagai input tegangan referensi negatif. Penggunaanya dihubungkan dengan catu daya negatif atau ground melalui resistor atau VR.
Pin 16 (COMP) adalah terminal kompensator frekuensi terhadap IC DAC 0808 ini. aplikasinya dipasang sebuah kapasitor yang terhubung ke jalur VCC.
3. A-GND : analog ground
4. Vref/2 : setengah tegangan referensi untuk skala penuh
5. Clk R dan Clk IN : untuk mengatur besarnya clock eksternal
6. WR : sinyal kontrol untuk memulai konversi
7. RD : sinyal kontrol untuk mengambil data
8. CS : sinyal untuk mengaktifkan komponen
9. INTR : status untuk mengetahui bahwa konversi telah selwsai
10. DB0-DB7 : data 8 bit
11. VCC dan D-GND :tegangan catu daya
Pin 2 (GND) adalah jalur ke ground.
Pin 3 (VEE) dihubungkan ke jalur -12V.
Pin 4 adalah saluran jalur output DAC 0808, yang sifatnya adalah output membalik.
Pin 5 s/d 12 (Input) merupakan jalur input 8 bit data biner.
Pin 13 (VCC) harus dipasang pada catu daya +5V.
Pin 14 (+ Vref) berfungsi sebagai input tegangan referensi positif. Penggunaanya dihubungkan dengan catu daya positif melalui resistor atau VR.
Pin 15 (- Vref) berfungsi sebagai input tegangan referensi negatif. Penggunaanya dihubungkan dengan catu daya negatif atau ground melalui resistor atau VR.
Pin 16 (COMP) adalah terminal kompensator frekuensi terhadap IC DAC 0808 ini. aplikasinya dipasang sebuah kapasitor yang terhubung ke jalur VCC.
F. Potensiometer
Gambar 2.6 Potensiometer
Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan
geser yang membentuk pembagi tegangan dapat disetel. Jika hanya dua
terminal yang digunakan (salah satu terminal tetap dan terminal geser),
potensiometer berperan sebagai resistor variabel atau Rheostat. Potensiometer
biasanya digunakan untuk mengendalikan peranti elektronik seperti pengendali
suara pada penguat.
H. OP AMP
Gambar 2.8 OP AMP
Penguat operasional atau yang biasa disebut op-amp
merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan sambatan arus searah yang
memiliki bati sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Penguat
operasional pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling
banyak digunakan adalah seri 741.
Fixed Resistor adalah jenis Resistor yang memiliki nilai resistansinya tetap. Nilai Resistansi atau Hambatan Resistor ini biasanya ditandai dengan kode warna ataupun kode Angka.
Perhitungan untuk Resistor dengan 4 Gelang warna :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.
Perhitungan untuk Resistor dengan 5 Gelang warna :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5
Gelang ke 4 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 5 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 105 * 105 = 10.500.000 Ohm atau 10,5 MOhm dengan toleransi 10%.
Cara menghitung nilai Resistor berdasarkan Kode Angka :
Kode Angka yang tertulis di badan Komponen Chip Resistor adalah 4 7 3;
Contoh cara pembacaan dan cara menghitung nilai resistor berdasarkan kode angka adalah sebagai berikut :
Masukkan Angka ke-1 langsung = 4
Masukkan Angka ke-2 langsung = 7
Masukkan Jumlah nol dari Angka ke 3 = 000 (3 nol) atau kalikan dengan 10³
Maka nilainya adalah 47.000 Ohm atau 47 kilo Ohm (47 kOhm)
Ada juga yang memakai kode angka seperti dibawah ini :
(Tulisan R menandakan letaknya koma decimal)
4R7 = 4,7 Ohm
0R22 = 0,22 Ohm
Keterangan :
Ohm = Ω
Kilo Ohm = KΩ
Mega Ohm = MΩ
1.000 Ohm = 1 kilo Ohm (1 KΩ )
1.000.000 Ohm = 1 Mega Ohm (1 MΩ)
1.000 kilo Ohm = 1 Mega Ohm (1 MΩ)
Fungsi-fungsi Resistor di dalam Rangkaian Elektronika diantaranya adalah sebagai berikut :
- Sebagai Pembatas Arus listrik
- Sebagai Pengatur Arus listrik
- Sebagai Pembagi Tegangan listrik
- Sebagai Penurun Tegangan listrik
Kapasitor pada hakikatnya adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/ muatan listrik di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik atau komponen listrik yang mampu menyimpan muatan listrik yang dibentuk oleh permukaan (piringan atau kepingan) yang berhubungan yang dipisahkan oleh suatu penyekat.
Prinsip sebuah kapasitor pada umumnya sama halnya dengan resistor yang juga termasuk dalam kelompok komponen pasif, yaitu jenis komponen yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Kapasitor terdiri atas dua konduktor (lempeng logam) yang dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator). Isolator penyekat ini sering disebut sebagai bahan (zat) dielektrik.
Rumus Mencari Kapasitansi Kapasitor :
Dalam pembuatan kapasitor dapat dicari nilai kapasitornya :Keterangan :luas area plat metal (A)
jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik)
konstanta (k) bahan dielektrik.
Rumus untuk Kapasitor dengan Rangkaian Paralel :
Rumus untuk Kapasitor dengan Rangkaian Seri :
Simbol kapasitor :
3.3 Dioda
Dioda (diode) yaitu komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan punya fungsi buat menghantarkan arus listrik ke satu arah, tapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya.
Di ilmu Fisika dioda dipakai penyeimbang arah rangkaian elektronika. Elektronika ada 2 terminal yaitu anoda berarti positif dan katoda berarti negatif.
Prinsip kerja dari anode berdasarkan teknologi pertemuan positif dan negative semikonduktor. Jadi, anode bisa menghantarkan arus litrik dari anoda menuju katoda, tapi tidak sebaliknya katoda ke anoda.
Simbol Anoda :
Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter :
- Pertama, aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x100
- Lalu, hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda gelang)
- Kemudian, hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.
- Setelah itu, kamu baca hasil Pengukuran di Display Multimeter.
- Berikutnya, jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan.
- Selanjutnya, balikan Probe Merah ke Terminal Anoda dan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang).
- Kemudian, kamu baca hasil Pengukuran di Display Multimeter.
- Terakhir, jarum harus tidak bergerak.
2. Multimeter Digital (Fungsi Ohm/Ohmmeter)
Caranya:
- Pertama, aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω)
- Kemudian, hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)
- Lalu, hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
- Berikutnya, baca hasil pengukuran di Display Multimeter
- Selanjutnya, display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.64MOhm)
- Setelah itu, kamu balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda
- Kemudian, baca hasil pengukuran di Display Multimeter
- Terakhir, nilai Resistansinya adalah Infinity (tak terhingga) atau Open Circuit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar